Berbicara adalah bagian utama dari proses komunikasi. Berbicara merupakan kegiatan menyampaikan informasi kepada orang lain secara lisan. Setiap orang, kecuali penyandang tuna wicara, secara niscaya akan menjalani keseharian dengan berbicara. Berbicara tidaklah terlalu bermasalah ketika dilakukan dalam situasi santai berupa obrolan di teras rumah atau bertukar cerita dengan teman lama di sebuah kedai kopi.
Situasi akan berbeda, ketika seseorang berbicara di depan publik. Tidak semua orang memiliki kemampuan dan keberanian untuk melakukannya. Kemampuan ini dikenal dengan istilah public speaking. Pada situasi tertentu seseorang bisa dengan lancar berbicara di hadapan orang banyak. Misalnya, seorang kepala sekolah bisa dengan berbicara secara sempurna saat memimpin rapat di depan guru. Hal ini bisa dipahami karena kepala sekolah sudah akrab dengan audiens.
Akan tetapi, pada situasi yang berbeda kepala sekolah bisa mengalami kebuntuan saat menyampaikan materi. Ketika berhadapan dengan audiens yang terdiri dari kepala dinas, bupati, atau sejumlah pejabat, yang bersangkutan bisa dirundung rasa tidak percaya diri sehingga kemampuan kognisinya melemah untuk mengingat materi yang akan disampaikan.
Dalam situasi ini, pembicara dapat mengacu pada ToR (Term of Reference), gambaran umum tentang informasi latar belakang suatu kegiatan/acara, strategi capaian atau tujuan, penerima manfaat (perserta), waktu kegiatan, dan biaya yang diperlukan.
Public speaking, dengan demikian, dapat dilakukan dengan baik sangat tergantung kepada situasi dan kondisi kegiatan. Hal ini terungkap dari beberapa pengakuan peserta webinar, 08 Maret 2022, bertajuk “Belajar Berbicara Efektif” bersama narasumber profesional di bidangnya, Dedi Dwitagama.
Webinar berlangsung dialogis, suasana santai laiknya sebuah obrolan biasa. Situasi itu membuat peserta mengikuti webinar dengan antusias lebih berkonsentrasi. Narsum memilih menyampaikan materi berdasarkan pertanyaan peserta. Saya berasumsi dengan metode seperti itu narsum dapat menyampaikan materi sesuai dengan kebutuhan peserta dengan latar belakang yang berbeda.
Hal mendasar yang perlu diperhatikan, menurut narsum, adalah bahwa seorang public speaker harus mempersiapkan diri dengan matang sebelum tampil berbicara. Idealnya peserta harus menguasai materi yang akan disampaikan. Secara teknis, pembicara harus membuat konsep materi yang akan disampaikan. Dengan persiapan seperti ini, pembicara dapat terhindar dari kendala kognitif dalam mengingat materi. Jika menggunakan slide, pembicara harus mempersiapkan gambaran besar materi dengan design presentasi yang menarik audiens. Hindari copy paste.
Sebagai pembicara, harus memiliki integritas; upayakan hadir lebih awal di lokasi kegiatan, datang dengan penampilan rapi sangat penting untuk memberikan kesan positif. Tampil dengan ramah dan senyum kepada semua audiens. Tunjukkan sikap percaya diri. Menjadi diri sendiri jauh lebih baik daripada meniru gaya berbicara orang lain. Pembicara harus menikmati penampilannya.
Kapasitas pembicara tidak sama. Pada MC, public speaker penting didukung dengan data audiensi, seperti nama, gelar, atau jabatan. MC memiliki kewenangan dalam mengatur waktu. Jika pembicara melampaui batas waktu, MC berhak memberikan peringatan tetapi dengan cara dan etika yang dapat dipertanggungjawabkan. Hindari memberikan kesimpulan materi yang disampaikan orang lain
Ada pembicara melakukan pengulangan kata atau kalimat yang sama. Ini dapat mempengaruhi citra pembicara di hadapan audiens. Untuk kasus ini pembicara dapat mempersiapkan diri dengan merekam dirinya sendiri lalu mencatat kata atau kalimat yang sering mengalami pengulangan. Hal paling penting adalah MC harus menguasai acara yang sedang berlangsung dan sampaikan materi dengan 5H & 1H.
Penilaian terhadap proses dan hasi kegiatan merupakan bagian integral dan tidak dapat diabaikan. Hasil penilaian itulah yang dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki kegiatan selanjutnya. Dokumentasi kegiatan merupakan salah satu media untuk melakukan evaluasi sekaligus sebagai bukti faktual bahwa seseorang pernah melakukannya.
Lombok Timur, 09 Maret 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar